Apakah itu Sustainable Lighting?

Desain pencahayaan berkelanjutan atau Sustainable Lighting adalah pendekatan yang menekankan efisiensi energi, tanggung jawab lingkungan, dan kesejahteraan manusia dalam penciptaan sistem pencahayaan. Ini mengintegrasikan berbagai strategi dan teknologi untuk meminimalkan konsumsi energi, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan kualitas ruang yang diterangi.

Daftar Isi

A.     Pendahuluan

 

B.     Prinsip Utama Sustainable Lighting

·       Efisiensi Energi

·       Tanggung Jawab Lingkungan

·       Human-Centered Design (HCD)

 

C.     Teknologi Pencahayaan Hemat Energi

·       LED Lighting

·       Daylight Harvesting

·       Kontrol dan Sensor

 

 

 

D.     Dampak Lingkungan dari Pencahayaan

·       Konsumsi Energi

·       Polusi Cahaya

·       Pemilihan Material

 

E.     Human-Centered Lighting

·       Ritme Sirkadian

·       Kenyamanan Visual 

 

 

A. Pendahuluan

Pencahayaan merupakan elemen penting dalam kehidupan sehari-hari, dari rumah hingga tempat kerja, ruang publik, hingga jalanan kota. Secara konvensional, sistem pencahayaan menggunakan sumber energi fosil yang menyebabkan tingginya emisi karbon dan pemborosan energi. Selain itu, konsumsi energi yang besar untuk penerangan ruang dan jalanan dapat memberikan dampak lingkungan yang signifikan. Dalam konteks ini, pencahayaan berkelanjutan hadir sebagai solusi yang mengintegrasikan teknologi modern dan desain cerdas untuk mengurangi konsumsi energi dan meminimalkan jejak ekologis.

Pencahayaan berkelanjutan (sustainable lighting) adalah pendekatan dalam desain, penerapan, dan penggunaan sistem pencahayaan yang berfokus pada efisiensi energi, pengurangan dampak lingkungan, dan pemenuhan kebutuhan pencahayaan tanpa mengorbankan kenyamanan atau kualitas visual. Konsep ini tidak hanya mencakup penggunaan teknologi yang lebih efisien, tetapi juga mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi, dengan tujuan mencapai keseimbangan yang baik antara manfaat pencahayaan dan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan dan masyarakat.

Pentingnya Pencahayaan Berkelanjutan:

  1. Efisiensi Energi: Salah satu aspek utama dari pencahayaan berkelanjutan adalah penggunaan energi secara efisien. Penggunaan lampu LED, sensor gerak, dan sistem pencahayaan otomatis dapat mengurangi konsumsi energi secara signifikan dibandingkan dengan sistem pencahayaan tradisional.
  2. Pengurangan Emisi Karbon: Dengan beralih ke teknologi pencahayaan yang lebih efisien, seperti lampu LED yang lebih tahan lama dan menggunakan lebih sedikit energi, kita dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
  3. Pengurangan Polusi Cahaya: Pencahayaan yang dirancang dengan baik dapat membantu mengurangi polusi cahaya, yaitu cahaya buatan yang mengganggu ekosistem alami dan kualitas hidup manusia, seperti mengganggu pola tidur.
  4. Meningkatkan Produktivitas: Teknologi memungkinkan pencahayaan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik di ruang kerja. Misalnya, pencahayaan dapat diatur untuk mendukung kolaborasi tim, sementara pencahayaan individu dapat disesuaikan untuk tugas yang memerlukan konsentrasi tinggi. Hal ini bisa berujung pada tingkat produktivitas yang lebih tinggi dan mengurangi tingkat stres atau kecemasan.
  5. Meningkatkan Estetika: Pencahayaan dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam desain arsitektur, meningkatkan estetika bangunan secara keseluruhan serta dapat mengikuti prinsip arsitektur berkelanjutan. Estetika dianggap sebagai komponen penting dari perencanaan berkelanjutan yang berhasil, karena membantu meningkatkan daya tarik visual dan sosial lingkungan perkotaan.

B. Prinsip Utama Sustainable Lighting

Prinsip pencahayaan berkelanjutan berfokus pada efisiensi energi, tanggung jawab lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan manusia dengan Human-Centered Design (HCD). Prinsip-prinsip ini mengintegrasikan teknologi inovatif dan strategi desain untuk menciptakan solusi pencahayaan yang meminimalkan konsumsi energi sambil memaksimalkan fungsionalitas dan pengalaman pengguna.

Efisiensi Energi

  • Menekankan pengurangan konsumsi energi melalui teknologi pencahayaan yang efisien, seperti sistem LED (Ozenen, 2023).
  • Menggabungkan otomatisasi dan sistem pintar untuk mengoptimalkan penggunaan pencahayaan, mengurangi limbah (Neelawathura et al., 2022).
  • Memanfaatkan sumber energi terbarukan, termasuk matahari dan angin, untuk menyalakan sistem pencahaya (Ozenen, 2023).

Tanggung Jawab Lingkungan

  • Mengatasi polusi cahaya dan mempromosikan praktik pencahayaan luar ruangan yang bertanggung jawab (Ozenen, 2023).
  • Mendorong penggunaan bahan dan teknologi ramah lingkungan dalam desain pencahayaan (Ozenen, 2023).
  • Mendukung strategi pencahayaan siang hari untuk mengurangi ketergantungan pada pencahayaan buat (García-Fernández et al., 2020).

Human-Centered Design

  • Mendukung prinsip-prinsip desain universal yang mempertimbangkan pengalaman dan kebutuhan manusia yang beragam dalam pencahayan (Nielsen & Ryhl, 2022).
  • Menyoroti pentingnya kenyamanan visual dan dampaknya terhadap produktivitas (Sejati & Dewi, 2024).
  • Mengeksplorasi solusi pencahayaan dinamis dan personal yang beradaptasi dengan preferensi dan aktivitas pengguna (Ozenen, 2023).

C. Teknologi Pencahayaan Hemat Energi

Teknologi pencahayaan hemat energi telah berkembang secara signifikan, menawarkan berbagai solusi yang meningkatkan konservasi energi dan keberlanjutan. Teknologi ini, termasuk LED (Light Emitting Diodes), CFL (Compact Fluorescent Lamps), dan sistem kontrol canggih, tidak hanya mengurangi konsumsi energi tetapi juga meningkatkan kualitas pencahayaan dan menurunkan biaya operasional. Integrasi sistem pintar semakin mengoptimalkan penggunaan energi, menjadikan teknologi ini penting untuk aplikasi modern. 

Berikut adalah beberapa teknologi yang telah diterapkan pada praktik arsitektur:

Lampu LED

Lampu LED (Light Emitting Diode) dikenal karena efisiensi energinya yang tinggi dan umur panjang. Lampu ini mengkonsumsi energi yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan lampu pijar tradisional, menjadikannya pilihan populer untuk solusi pencahayaan berkelanjutan. Dengan umur hingga 25.000 jam, LED mengkonsumsi energi hingga 75% lebih sedikit daripada lampu pijar tradisional.

Daylight Harvesting

Daylight Harvesting adalah strategi pencahayaan berkelanjutan yang melibatkan pemanfaatan sinar matahari alami untuk menerangi ruang dalam ruangan, sehingga mengurangi kebutuhan akan pencahayaan buatan. Beberapa aspek kunci dari Daylight Harvesting antara lain:

  • Elemen Arsitektur:

Daylight Harvesting menggunakan berbagai fitur arsitektur untuk memaksimalkan penggunaan cahaya alami, seperti penempatan jendela secara strategis sistem light shelf yang memantulkan sinar matahari lebih dalam ke dalam gedung.

  • Tabung Cahaya dan Permukaan Reflektif:

Tabung cahaya adalah metode lain yang efektif untuk Daylight Harvesting. Sistem ini menangkap sinar matahari dari atap dan menyalurkannya ke dalam gedung. Selain itu, permukaan reflektif dapat digunakan untuk mengarahkan dan memperkuat cahaya alami, yang selanjutnya mengurangi ketergantungan pada pencahayaan buatan.

Tabung Cahaya

Kontrol dan Sensor

Kontrol dan sensor cahaya memainkan peran penting dalam mengoptimalkan penggunaan cahaya alami. Berikut adalah aspek penting dari kontrol dan sensor pencahayaan:

  • Dimming Control:

Dimming Control atau Kontrol peredupan memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan kecerahan perlengkapan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan mereka. Fleksibilitas ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan tetapi juga berkontribusi pada penghematan energi dengan mengurangi keluaran cahaya ketika kecerahan penuh tidak diperlukan.

  • Sensor Hunian:

Sensor hunian mendeteksi keberadaan orang di suatu ruang dan secara otomatis menyalakan atau mematikan lampu berdasarkan hunian. Teknologi ini memastikan bahwa lampu hanya digunakan saat dibutuhkan, secara signifikan mengurangi limbah energi.

  • Sensor Cahaya Alami:

Sensor cahaya alami mengukur jumlah cahaya alami yang tersedia di suatu ruang. Sistem ini menyesuaikan tingkat pencahayaan buatan sesuai dengan kebutuhan, memastikan bahwa energi tidak terbuang ketika cahaya alami dapat menerangi ruang dengan cukup. Integrasi cahaya alami dan buatan ini sangat penting untuk efisiensi energi.

2148994220

Studi Kasus

Contoh Penerapan Lampu LED, Daylight Harvesting, Kontrol dan Sensor

 

Control and Sensors

  – Dimming controls

  – Occupant sensors 

  – Time clocks

 

Standar illum.  : 300 lux

Area daylight  : 33.00%  

D. Dampak Lingkungan dari Pencahayaan

Dampak lingkungan dari pencahayaan merupakan perhatian signifikan dalam desain berkelanjutan, karena mencakup konsumsi energi, polusi cahaya, dan penggunaan sumber daya. Berikut adalah dampak lingkungan dari pencahayaan:

Konsumsi Energi

Sistem pencahayaan tradisional sering sangat bergantung pada bahan bakar fosil, yang menyebabkan konsumsi energi yang besar dan emisi gas rumah kaca. Desain pencahayaan berkelanjutan berfokus pada teknologi hemat energi, seperti lampu LED, yang mengkonsumsi lebih sedikit daya dan memiliki umur yang lebih lama. Pergeseran ini membantu mengurangi kebutuhan energi secara keseluruhan dan mengurangi dampak lingkungan.

Polusi Cahaya

Polusi cahaya adalah masalah lingkungan yang semakin signifikan yang muncul dari cahaya buatan yang berlebihan atau salah arah. Polusi ini memiliki berbagai efek merugikan pada ekosistem, kesehatan manusia, dan langit malam alami.

Polusi cahaya dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, termasuk cahaya langit (terang langit malam di atas daerah berpenduduk), silau (kecerahan berlebihan yang menyebabkan ketidaknyamanan visual), dan kesalahan pencahayaan (cahaya yang tidak diinginkan atau mengganggu tumpah ke area yang tidak diperlukan). Setiap jenis berkontribusi pada masalah polusi cahaya secara keseluruhan, yang mempengaruhi lingkungan perkotaan maupun pedesaan.

Dampak pada Ekosistem:

Polusi cahaya mengganggu ekosistem dan perilaku satwa liar. Banyak spesies, termasuk burung, serangga, dan mamalia, bergantung pada pola cahaya alami untuk navigasi, reproduksi, dan makan. Pencahayaan buatan dapat mengganggu proses alami ini, yang mengarah pada konsekuensi negatif bagi keanekaragaman hayati dan kesehatan ekosistem.

Efek Kesehatan Manusia:

Paparan cahaya buatan yang berlebihan di malam hari dapat memiliki efek buruk pada kesehatan manusia. Ini dapat mengganggu ritme sirkadian, menyebabkan gangguan tidur dan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, penekanan praktik pencahayaan luar ruangan yang bertanggung jawab menjadi penting untuk mengurangi risiko kesehatan ini dan meningkatkan kesejahteraan.

Strategi Mitigasi

Untuk mengatasi polusi cahaya, diperlukan praktik pencahayaan luar ruangan yang bertanggung jawab. Hal ini termasuk menggunakan perlengkapan yang meminimalkan silau, mengarahkan cahaya hanya di tempat yang dibutuhkan, dan menggunakan teknologi seperti dimmer dan sensor untuk mengoptimalkan penggunaan pencahayaan. Strategi ini tidak hanya membantu mengurangi polusi cahaya tetapi juga meningkatkan efisiensi energi.

Pentup Lampu Outdoor
Dimmer Lampu
2150321667
Sensor Lampu

Pemilihan Material

Pemilihan material dalam desain pencahayaan berkelanjutan melibatkan pemilihan bahan yang sadar lingkungan, hemat energi, dan ramah kesehatan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan keberlanjutan sistem pencahayaan tetapi juga berkontribusi pada hasil lingkungan yang lebih baik dan peningkatan kesejahteraan manusia. Dengan memprioritaskan bahan seperti lampu LED, komponen alami dan daur ulang, cat VOC rendah, dan ballast hemat energi, desainer dapat menciptakan solusi pencahayaan yang efektif dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Lampu LED:

Lampu LED disorot sebagai pilihan yang tepat karena efisiensi energi dan umur panjangnya. Mereka mengkonsumsi daya lebih sedikit dibandingkan dengan opsi pencahayaan tradisional, yang tidak hanya menghemat energi tetapi juga mengurangi limbah dari waktu ke waktu. Penggunaan LED berkontribusi pada desain pencahayaan yang lebih berkelanjutan dengan meminimalkan konsumsi sumber daya dan dampak lingkungan 

Bahan Alami dan Daur Ulang:

Memasukkan bahan alami dan komponen daur ulang ke dalam desain pencahayaan dapat lebih meningkatkan keberlanjutan. Bahan alami sering memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah selama produksi, sementara bahan daur ulang membantu mengurangi limbah dan permintaan sumber daya baru. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip-prinsip ekonomi sirkular, mempromosikan efisiensi sumber daya dan keberlanjutan.

Cat VOC Rendah:

Pemilihan cat senyawa organik yang mudah menguap “Volatile Organic Compound” (VOC) juga penting dalam desain pencahayaan berkelanjutan. Tingkat VOC yang tinggi dapat berkontribusi terhadap polusi udara dalam ruangan dan memiliki efek kesehatan yang merugikan. Menggunakan cat VOC rendah membantu menciptakan lingkungan dalam ruangan yang lebih sehat sekaligus meminimalkan bahaya lingkungan.

Balast Hemat Energi:

Bab ini membahas pentingnya ballast hemat energi dalam sistem pencahayaan. Komponen-komponen ini mengatur arus listrik ke sumber cahaya, dan memilih opsi hemat energi dapat menyebabkan penghematan energi yang signifikan dan mengurangi dampak lingkungan selama masa pakai sistem pencahayaan.

E. Human-Centered Lighting

Pencahayaan yang berpusat pada manusia adalah pendekatan desain yang memprioritaskan kebutuhan dan kesejahteraan individu di lingkungan yang diterangi. Konsep ini ditujukan untuk meningkatkan kesehatan manusia, produktivitas, dan kualitas hidup secara keseluruhan. 

Pencahayaan berkelanjutan (sustainable lighting) adalah pendekatan dalam desain, penerapan, dan penggunaan sistem pencahayaan yang berfokus pada efisiensi energi, pengurangan dampak lingkungan, dan pemenuhan kebutuhan pencahayaan tanpa mengorbankan kenyamanan atau kualitas visual. Konsep ini tidak hanya mencakup penggunaan teknologi yang lebih efisien, tetapi juga mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi, dengan tujuan mencapai keseimbangan yang baik antara manfaat pencahayaan dan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan dan masyarakat.

Ritme Sirkadian

Ritme sirkadian adalah jam internal tubuh yang mengatur proses fisiologis tubuh, seperti tidur dan makan, selama siklus 24 jam. Ritme ini dipengaruhi oleh faktor alami dalam tubuh dan faktor eksternal, seperti cahaya, suhu, dan stres.

Ritme sirkadian mengacu pada proses internal alami yang mengatur siklus tidur-bangun dan proses fisiologis lainnya pada organisme hidup, termasuk manusia. Siklus ini berulang kira-kira setiap 24 jam dan dipengaruhi oleh isyarat eksternal, terutama terang dan gelap. Berikut adalah aspek kunci dari ritme sirkadian:

Jam Biologis:

Ritme sirkadian diatur oleh jam biologis internal yang terletak di otak, khususnya di nukleus suprachiasmatic (SCN) hipotalamus. Jam ini membantu menyinkronkan berbagai fungsi tubuh dengan siklus siang-malam.

Pengaruh Cahaya:

Paparan cahaya memainkan peran penting dalam mengatur ritme sirkadian. Cahaya alami, terutama cahaya biru, memberi sinyal pada tubuh untuk terjaga dan waspada, sementara kegelapan meningkatkan produksi melatonin, hormon yang menginduksi tidur. Hubungan ini menyoroti pentingnya pencahayaan yang tepat di lingkungan untuk mendukung ritme sirkadian yang sehat.

Dampak pada Tidur dan Kesehatan:

Gangguan ritme sirkadian, seperti pola tidur yang tidak teratur atau paparan cahaya buatan di malam hari, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan tidur, gangguan mood, dan masalah metabolisme. Mempertahankan jadwal tidur yang teratur selaras dengan pola cahaya alami sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Peran dalam Pencahayaan yang Berpusat pada Manusia:

Dalam konteks pencahayaan yang berpusat pada manusia, memahami ritme sirkadian sangat penting. Desain pencahayaan yang meniru pola cahaya alami dapat membantu mendukung ritme ini, meningkatkan kewaspadaan di siang hari dan meningkatkan relaksasi di malam hari. Pendekatan ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendorong kesejahteraan dan produktivitas.

Kualitas tinggi dan sifat dinamis dari pencahayaan alami
Ritme Sirkadian dapat menyesuaikan intensitas cahaya dan suhu warna sepanjang hari

Studi Kasus

Penerapan Ritme Sirkadian pada Selubung Bangunan Universitas Nahdlatul Ulama

Penerapan Ritme Sirkadian pada Masjid Agung Solo

Penerapan Ritme Sirkadian pada Selubung Bangunan
Istana Kepresidenan Indonesia Baru

Penerapan Ritme Sirkadian pada Pencahayaan
Interior Ruang Kelas

Hangat dan terang untuk menciptakan suasana yang bersahabat pada lobi

Kenyamanan Visual

Kenyamanan visual mengacu pada keadaan di mana seseorang merasa nyaman saat melihat lingkungan mereka, terutama dalam kaitannya dengan kondisi pencahayaan. Ini mencakup berbagai faktor yang berkontribusi pada pengalaman visual yang menyenangkan, memastikan bahwa pencahayaan tidak menyebabkan ketidaknyamanan atau ketegangan. Berikut adalah aspek kunci dari kenyamanan visual:

rb_2148494988

Pencahayaan yang Memadai:

Kenyamanan visual tercapai ketika tingkat pencahayaan sesuai untuk tugas yang dilakukan. Cahaya yang tidak memadai dapat menyebabkan ketegangan mata, sementara kecerahan yang berlebihan dapat menyebabkan silau, yang keduanya mengurangi kenyamanan dan produktivitas.

Pengurangan Silau:

Silau terjadi ketika ada kontras yang signifikan antara area terang dan gelap di bidang penglihatan. Desain pencahayaan yang efektif bertujuan untuk meminimalkan silau, yang dapat mengganggu dan tidak nyaman. Ini sangat penting di ruang kerja di mana konsentrasi sangat penting.

Pencahayaan Bebas Kedip:

Lampu yang berkedip dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kelelahan, menjadikan pencahayaan bebas kedipan sebagai aspek penting dari kenyamanan visual. Memastikan bahwa sistem pencahayaan beroperasi dengan lancar tanpa kedipan yang terlihat membantu menjaga lingkungan visual yang nyaman.

Suhu Warna:

Suhu warna pencahayaan juga dapat memengaruhi kenyamanan visual. Cahaya yang lebih hangat (suhu warna yang lebih rendah) sering dianggap lebih santai, sedangkan cahaya yang lebih dingin (suhu warna yang lebih tinggi) dapat meningkatkan kewaspadaan. Menyeimbangkan suhu ini sesuai dengan waktu dan aktivitas dapat meningkatkan tingkat kenyamanan.

Pencahayaan Berbasis Tugas:

Menyesuaikan pencahayaan untuk tugas-tugas tertentu sangat penting untuk kenyamanan visual. Kegiatan yang berbeda, seperti membaca atau bekerja di komputer, memerlukan berbagai tingkat pencahayaan. Menyediakan pencahayaan berbasis tugas yang memadai membantu mengurangi ketegangan mata dan meningkatkan kenyamanan secara keseluruhan.

Integrasi dengan Cahaya Alami:

Memasukkan cahaya alami ke dalam desain pencahayaan dapat secara signifikan meningkatkan kenyamanan visual. Cahaya alami umumnya lebih menyenangkan dan dapat membantu mengatur ritme sirkadian, berkontribusi pada lingkungan yang lebih nyaman dan produktif.

Studi Kasus

Human-Centered Lighting untuk Kenyamanan Visual

Pencahayaan mendukung waktu relaksasi pengguna selama perawatan berjam-jam di salon kecantikan dengan berfokus pada cahaya tidak langsung.

Sedangkan cahaya langsung untuk keperluan pencahayaan tugas menggunakan downlight reflektor gelap untuk meminimalkan silau dan mendukung kenyamanan mata.

Referensi:

Ozenen, G. (2024). Sustainable Lighting Design. In: Architectural Interior Lighting . Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-031-49695-0_9

Scroll to Top